KAPUAS, lintasbanua.com – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman kembali menegaskan pentingnya keterlibatan generasi muda dalam sektor pertanian melalui program Magang Studi Independen Bersertifikat (MSIB) dalam skema Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Program ini diharapkan dapat mempercepat pengembangan lahan tanam serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang pertanian.
Dalam kunjungannya ke kawasan food estate di Desa Bentuk Jaya A5, Kecamatan Dadahup, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, Mentan Amran menyatakan bahwa pemerintah terus berupaya mengembangkan sektor pertanian melalui berbagai inovasi, termasuk melibatkan generasi muda untuk mengolah lahan dengan pendekatan modern.
Sebagai imbalan, pemerintah menjanjikan pendapatan minimal Rp10 juta per bulan bagi peserta program MSIB.
“Generasi muda memiliki peran penting dalam pertanian modern. Kami berharap mahasiswa yang mengikuti program ini bisa menguasai seluruh aspek pertanian, mulai dari produksi hingga hilirisasi, dan berkontribusi di sepuluh lokasi food estate yang menjadi penyangga pangan nasional,” ujar Mentan Amran.
Program MBKM-MSIB ini dirancang sebagai persiapan karier yang komprehensif bagi mahasiswa di bidang pertanian.
Selain mendapatkan keterampilan teknis, para mahasiswa juga diharapkan menjadi agen promosi dan representasi Politeknik Vokasi lingkup Kementerian Pertanian.
Mentan Amran menekankan bahwa program ini merupakan langkah strategis untuk mempercepat pembangunan sektor pertanian serta menyiapkan pemimpin masa depan.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, turut menyoroti pentingnya peran teknologi dalam menarik minat generasi muda.
Menurutnya, program MSIB bertujuan untuk mengintegrasikan manajemen agribisnis dan korporasi, guna meningkatkan produktivitas dan daya saing petani.
“Program ini memberikan kesempatan bagi generasi muda untuk terjun langsung ke sektor pertanian, di mana mereka tidak hanya belajar tentang pengelolaan lahan tetapi juga mendapatkan akses permodalan dan keterampilan teknis yang dibutuhkan untuk sukses di bidang pertanian modern,” jelas Santi.
Santi juga menegaskan bahwa keterlibatan generasi muda dalam program ini merupakan langkah penting untuk mengatasi tantangan ketahanan pangan.
Ia berharap melalui MSIB dan program pertanian modern, generasi muda dapat membantu meningkatkan produksi pangan nasional serta mempercepat pencapaian swasembada pangan.
Acara yang digelar di Saung P3A Balai Wilayah Sungai (BWS) pada Jumat (27/9/2024) ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Gubernur Kalimantan Tengah, Pangdam Tanjung Pura, Direktur Utama Bulog, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana, serta Wakapolda Kalimantan Tengah.
Adapun partisipan food estate terdiri dari lebih dari 3.000 petani milenial, termasuk mahasiswa dari 202 perguruan tinggi di bawah naungan Kemendikbud ristek dan Politeknik Vokasi Kementerian Pertanian, seperti Universitas Hasanuddin, Institut Pertanian Bogor, Universitas Gadjah Mada, dan Universitas Lambung Mangkurat.
Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang, Wahida Anisa Yusuf, juga mengapresiasi program ini.
“Sebagai unit pelaksana teknis Kementerian Pertanian, BBPP Binuang akan terus mendukung pelaksanaan program MBKM di Kecamatan Dadahup dan wilayah lainnya,” ujarnya.
Dengan adanya program ini, Kementan berharap generasi muda dapat menjadi motor penggerak pertanian masa depan, sekaligus menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat melalui inovasi di bidang pertanian.
(ABS)