TAPIN, lintasbanua.com – Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya dan mendorong berbagai inovasi untuk mengatasi meningkatnya harga bahan pakan ternak, di antaranya dengan mencari bahan pakan yang tersedia di alam dan mudah didapat namun memiliki protein yang tinggi.
Salah satunya dengan memanfaatkan biji karet sebagai sumber makanan ternak itik. Inovasi tersebut dilakukan guna mendorong petani dalam negeri agar mampu meningkatkan keuntungan usaha peternakannya melalui efisiensi pemanfaatan bahan produksi.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi melalui Kepala Pusat Pelatihan Pertanian, Muhammad Amin menyampaikan dalam arahannya saat membuka Bertani On Cloud (BOC) Volume 258 yang diselenggarakan BBPP Binuang, Kamis (28/3/2024).
Topik BOC kali ini, Efisiensi Pakan Itik dengan Memanfaatkan Biji Karet, dan menghadirkan narasumber dari BBPP Binuang Asri Puspita Wardhani dan Intan Kurnianingrum.
“Biji karet sangat banyak terdapat di Kalimantan, tapi belum optimal dimanfaatkan, inovasi yang sangat baik dari BBPP Binuang dapat menjadikan bahan olahan biji karet menjadi pakan ternak itik,” jelas Amin.
Ketika biji karet dapat dimanfaatkan dengan optimal sebagai pakan ternak alternatif, dapat membantu peternak dalam mengatasi kenaikan harga pakan yang cukup tinggi saat ini, tentunya dengan tidak mengurangi kandungan gizi dari pakan komersial konsumsi peternak.
“Manfaatkan lah kegiatan BOC ini bagi para peternak sebagai pakan ternak alternatif, sehingga bisa menjadi solusi dari mahalnya harga pakan ternak dengan tidak mengurangi kandungan konsetrat pertumbuhan ternak itik serta dapat mengefisiensikan biaya usaha tani peternak itik,” kata Amin.
Terpisah, Kepala BBPP Binuang, Wahida Annisa Yusuf, menyampaikan untuk selalu melakukan inovasi-inovasi yang dapat memberikan manfaat kepada masyarakat atau petani di saat meningkatnya harga pupuk dan harga pakan ternak.
“Salah satu kriteria yang perlu diperhatikan dalam mengelola inovasi pakan ternak alternatif adalah dengan tetap memperhatikan nilai gizi tinggi, harga murah, tersedia dalam jumlah yang cukup dan seimbang serta tidak bersaing dengan manusia,” jelas Wahida.
“Sobat tani seluruh Indonesia khususnya peternak itik, semoga materi ini dapat bermanfaat untuk menanggulangi solusi pakan mahal, saksikan sampai selesai acara BOC ini, untuk konsultasi lebih lanjut silahkan hubungi Tim Widyasiwara,” pungkas Wahida.
(JK/AG/IF).