BATOLA, lintasbanua.com – Ketersediaan pangan dan jaminan produktivitas harus terus berjalan. Ditengah krisis pangan yang melanda beberapa dunia, jaminan keamanan pangan terus ditingkatkan oleh insan pertanian di Indonesia. Seperti yang tengah dilakukan dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Barito Kuala (Batola), Kalimantan Selatan adalah melaksanakan panen padi apung varietas siam madu.
Panen padi apung dilakukan di lahan milik petani Desa Sampurna Kecamatan Jejangki Kabupaten Batola dilakukan Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan (DPKP) Provinsi Kalimantan Selatan, H. Syamsir Rahman beserta jajarannya didampingi Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian Kementerian Pertanian (Kementan), Bustanul Arifin Caya bersama Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang, Wahida Anisa Yusuf, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Batola beserta jajaran dan hadir juga perwakilan dari Bank Indonesia perwakilan Kalimantan selatan. Rabu , (27/07/2024).
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan melalui Upaya optimalisasi lahan, pemanfaatan lahan tidur atau tidak produktif dan pompanisasi upaya-upaya seperti ini, Indonesia mampu menjaga inflasi dengan baik. Saat ini inflasi tercatat di angka 2,5 persen saat negara lain seperti Turki mencapai 75 persen bahkan 100 persen di Argentina.
“Ingat, tidak ada pangan, tidak ada negara, tidak ada peradaban. Mati hidup negara ditentukan oleh pangan. Jadi harus melakukan upaya-upaya untuk menjaga inflasi dengan baik yaitu terus menerus melakukan perubahan dan tindakan nyata salah satunya optimalisasi lahan baik lahan yang tersedia maupun lahan tidur,lahan tidak produktif dan juga pompanisasi” ujar Amran
Sejalan dengan Mentan Plt. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi mengatakan pertanian itu harus menghasilkan.
“ Saya tidak bosan mengingatkan sektor pertanian merupakan tumpuan dan harapan bagi kelangsungan hidup bangsa. Oleh karenanya, pertanian tidak boleh berhenti dengan meningkatkan produktivitas pertanian dan jangan membiarkan ada lahan-lahan kosong ataupun telantar “ ujar Dedi.
Syamsir mengatakan hari ini petani di Kecamatan Jejangkit Kabupaten Batola membuktikan bahwa mereka bisa panen padi apung dengan hasil ubinan mencapai 6,9 ton/hektare.
Hasil panen ini tergantung perawatan dan petani harus rajin dalam pemeliharaannya serta pengendalian OPT nya.
Pihaknya mengucapkan terima kasih kepada petani Batola yang sudah sangat rajin membudidayakan padi apung.
kepada petani yang belum mendapat program ini kedepannya akan dibimbing kembali oleh para penyuluh pertanian, ungkap beliau
“Budidaya padi apung ini adalah solusi dan inovasi yang sudah teruji yang mana disaat petani di Kabupaten Batola khususnya di Kecamatan jejangkit mengalami kebanjiran hampir selama 6 bulan dalam setahun sehingga mereka tidak bisa melakukan penanaman padi secara konvensional, tetapi sekarang petani disini dapat menanam padi dengan memanfaatkan lahan lahan kosong yang tergenang air disekitar rumahnya dengan inovasi padi apung”, ujar Syamsir.
Kepala Distan Kabupaten Batola Ibu Murniati menyebutkan bahwa budidaya padi apung varietas siam madu di kecamatan jejangkit ini dapat tumbuh dengan baik, ini tidak lain adalah usaha dan perawatan yang baik dari para petani dan penyuluh di wilayahnya. Petani di wilayahnya sungguh sungguh dalam melakukan budidaya padi apung ini.
“Budidaya padi apung ini adalah solusi, disaat untuk tanam padi konvensional mengalami kemunduran waktu tanam hingga bulan Juli, sedangkan untuk padi apung sendiri dapat dilakukan penanaman di awal tahun dan dapat dilakukan penanaman hingga tiga kali tanam dalam satu tahun, terang Murniati. (ABS)