BARABAI, lintasbanua.com – Saat ini Kementerian Pertanian (Kementan) tengah fokus pada peningkatkan produksi dan produktivitas padi dan jagung melalui Program Upaya Khusus (UPSUS) Antisipasi Darurat Pangan Nasional.
Dalam berbagai kesempatan, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menekankan pentingnya sinergi dalam menghadapi ancaman krisis pangan dunia. Mentan Amran juga menaruh harapan besar terhadap Pemerintah Daerah di seluruh Indonesia.
Amran memastikan jika program pompanisasi berjalan dengan baik. Menurutnya, pompanisasi menjadi solusi cepat untuk meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) dan jumlah produksi padi di tengah ancaman El Nino.
“Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten/Kota turun ke lapangan untuk memastikan ketersediaan sumber daya air dan kebutuhan pompa agar program ini dapat berjalan lancar dan tepat sasaran,” pinta Amran.
Mentan mengatakan bahwa perlunya sinergi untuk pembangunan pertanian agar bisa menjadikan mimpi bersama menjadi lumbung pangan dunia tercapai.
“Tanpa anda sekalian, kami tidak bisa melakukan apa-apa. Kita harus kuat bersama. Kita akan mengguncang dunia dan mencapai mimpi bersama menjadi lumbung pangan dunia,” ujarnya lagi.
Plt Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi mengatakan pertanian modern dicirikan dengan pemanfaatan alat-alat mesin pertanian yang saat ini sudah sangat lengkap.
Hal itu untuk menghadapi musim kemarau, sehingga dapat meningkatkan produksi, terutama untuk meningkatkan indeks tanah.
“Maka pompanisasi adalah solusi untuk menyediakan air, solusi untuk bisa tanam, solusi untuk meningkatkan IP pertanaman. Selain itu juga solusi untuk meningkatkan luas tanam luas panen dan solusi untuk meningkatkan produksi,” ujar Dedi.
“Pompa sudah terbukti meningkatkan IP, tetapi petani harus tau persis bagaimana mengoperasikan pompa dengan sebaik-baiknya, disaat yang sama petani dan para penyuluh juga harus mampu memaintenance pompa, memelihara pompa, kalau ada kerusakan dikit perbaiki sendiri,” imbuhnya
Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) selaku Penanggung Jawab Program UPSUS Antisipasi Darurat Pangan Nasional di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) diwakili Kepala Pusat Penyuluhan Bustanul Arifin Caya bersama Staf Ahli Mentri Bidang Akselerasi Standardisasi dan Program Strategis Kementan, Abdul Haris Bahrum Mengevaluasi Perluasan Areal Tanam (PAT) di Desa Kayu Rabah Kecamatan Pandawan Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Provinsi Kalsel.
Upaya percepatan perluasan lahan dilakukan dengan kunjungan langsung ke lapangan di Desa Kayu Rabah Kecamatan Pandawan, Kamis (04/07/2024) di pimpin Kepala Pusat Penyuluhan Bustanul Arifin Yahya bersama Tenaga Ahli Menteri Bidang Akselerasi Standardisasi dan Program Strategis Kementan, Abdul Haris Bahrum.
Percepatan perluasan lahan di dampingi Plh. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Selatan beserta jajaran, BBPP Binuang, BSIP Kalsel, BSIP Rawa, SMKPP Banjarbaru serta jajaran Insan Pertanian Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
Staf Ahli Menteri Abdul Haris Bahrum mengajak agar melakukan percepatan untuk mendorong PAT dengan program kegiatan Optimasi Lahan (oplah), pompanisasi dan tanaman padi gogo di lahan perkebunan (program PSR) dan lahan kering lainnya.
“Target kita untuk dapat mencukupi ketersediaan pangan Nasional minimal tanam 1 juta hektar per bulan,” jelasnya.
Haris menambahkan jika Provinsi Kalsel merupakan daerah yang berpotensi pengembangan pangan Nasional yang didukung masih banyaknya ketersediaan lahan yang dimaksimalkan pemanfaatannya, dimana Kalsel termasuk salah satu provinsi dengan luasan target PAT tertinggi yaitu dengan target PAT mencapai 75.740 hektar.
“Langkah-langkah strategis harus kita lakukan, termasuk ketersediaan benih unggul, ini sangat menentukan keberhasilan, benih harus yang berkualitas dan tepat waktu ketersediaannya,” jelas Haris.
Termasuk melakukan koordinasi yang lebih baik antara Kementan dan TNI terutama di lapangan antara penyuluh pertanian dan Babinsa harus bersinergi, baik dalam melakukan pengawalan dan pendampingan maupun pelaporan data harus sinkron, jangan ada perbedaan.
Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian, Bustanul Arifin Caya mengungkapkan bahwa hingga akhir Juni 2024, sudah ada 346 unit pompa yang diterima oleh dinas dari total 512 unit yang diusulkan. Sebanyak 135 unit di antaranya sudah terpasang dan dimanfaatkan.
“Metode pompanisasi, luas tambah tanam (LTT) mencapai 9.737,25 hektar dari target 23.433 hektar, atau sekitar 41,55% dari total yang ditargetkan,” ujar Bustanul.
“Unit pompa yang sudah terkirim harus segera ditindaklanjuti dengan percepatan pemasangan dan pemanfaatan, sehingga kekurangan air dari dampak kekeringan dapat di atasi selanjutnya lakukan percepatan pengolahan lahan dan penanaman segera dilakukan,” pungkas Bustanul.
Plh Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kalsel, Imam Subarkah menyampaikan pentingnya percepatan pemanfaatan pompa dan pengolahan lahan.
“Realisasi target optimalisasi lahan rawa seluas 46.340 hektar melalui survei dan identifikasi mencapai 43.478 hektar, dengan 10.334 hektar sudah selesai desain dan kontrak pada Mei 2024,” jelas Imam.