BULUNGAN, lintasbanua.com – Dampak perubahan iklim ekstrem semakin mengancam sektor pertanian, terutama dalam ketersediaan air.
Untuk mengatasi tantangan ini, Kementerian Pertanian (Kementan) meluncurkan program pompanisasi sebagai solusi utama menghadapi kekeringan, khususnya di wilayah yang rentan seperti Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara.
Program ini bertujuan untuk menjaga keberlanjutan produktivitas lahan pertanian di tengah krisis air.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menegaskan pentingnya program ini dalam menjamin produksi pangan nasional.
“Pompanisasi adalah langkah konkret yang harus kita lakukan untuk mengatasi dampak perubahan iklim. Teknologi ini memungkinkan lahan yang sulit air untuk tetap produktif,” ujar Mentan Amran.
Selaras dengan arahan tersebut, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menekankan pentingnya pengelolaan air yang efektif.
“Manajemen air yang tepat menjadi kunci keberhasilan produksi pertanian nasional. Pelatihan ini membantu petani memaksimalkan teknologi pompa air guna mengatasi krisis air,” kata Santi.
Kabupaten Bulungan, sebagai salah satu wilayah yang paling terdampak kekeringan, menyambut baik langkah ini. Kementan bekerja sama dengan pemerintah daerah mengadakan Pelatihan Tematik Pompanisasi bagi para petani setempat.
Dengan dukungan Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang, pelatihan ini berlangsung di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Tanjung Palas pada 25-27 Oktober 2024, diikuti 30 petani.
Pelatihan ini dibuka oleh Kepala Pusat Pelatihan Pertanian (Kapuslatan), Muhammad Amin, yang menegaskan bahwa produksi pertanian harus dipertahankan meski di tengah perubahan iklim.
“Target produksi pertanian nasional tetap harus dijaga. Dengan ilmu pengetahuan dan teknologi pompanisasi, kita bisa mengatasi dampak perubahan iklim,” ungkapnya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bulungan, Kristianto, turut hadir dalam pembukaan pelatihan. Ia menyampaikan apresiasinya terhadap program ini yang dapat membantu petani setempat dalam meningkatkan pengetahuan tentang pompanisasi.
“Melalui pelatihan ini, petani bisa memanfaatkan teknologi pompa air untuk mempertahankan bahkan meningkatkan produksi pertanian,” jelasnya.
Dalam pelatihan ini, Ramadhi dan Susmawati, Widyaiswara dari BBPP Binuang, bertindak sebagai narasumber.
Mereka memberikan pemahaman mendalam mengenai cara penggunaan, perawatan, dan pemeliharaan pompa air guna meningkatkan produktivitas lahan.
Dengan adanya program ini, para petani di Kabupaten Bulungan diharapkan mampu menghadapi krisis air yang terjadi, meningkatkan hasil pertanian mereka, dan menjaga keberlanjutan sektor pertanian di masa depan.(sus)